Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di Arutmin Tahun 2019
Beberapa hari ini, PT. Arutmin NPLCT yang bekerjasama dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kotabaru, mengadakan Pelatihan pengelolaan perpustakaan sekolah. Bertempat di aula Arutmin, kegiatan ini dilaksanakan mulai dari tanggl 23 - 25 Juli 2019.
Pelatihan tersebut sebagai salah satu wujud kepedulian PT. Arutmin terhadap pengembangan pendidikan daerah. Terutama sekolah binaan (sekolah wilayah sekitar Arutmin).
Dengan pelatihan ini, diharapkan memperbaiki tata kelola perpustakaan sekolah, yang implikasinya meningkatkan kegiatan dan minat baca anak SD.
Untuk peserta, diwakili 2 orang guru / petugas perpustakaan dari:
- SDN 2 Kotabaru Hilir, SDN 3 Kotabaru Hilir, SDN 1 Hilir Muara, SDN 2 Hilir Muara, SDN Tirawan, SDN Sigam, MI Karya Pembangunan, MI Sulamul Ulum, SDN Sarang Tiung, SDN Gedambaan (Gugus Samudera)
- SDN 1 Baharu Utara, SDN 2 Baharu Utara, SDN 3 Baharu Utara, SDN 1 Batuah, SDN 2 Batuah, SDN Muhammadiyah, SD Al Izzah (di luar Gugus Samudera)
Day #1: Selasa, 23 Juli 2019
Kegiatan pelatihan yang diadakan di dalam area PT. Arutmin tergolong baru bagi kami. Sehingga, hal ini menjadi kesan tersendiri.Apalagi ketika diperbolehkan masuk sendiri menggunakan motor masing-masing. Hal tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan, kami bisa menikmati suasana asri area PT. Arutmin dengan berkendara santai.
Back to topic...
Di sana kami disambut hangat panitia pelaksana. Bahkan diawal acara, kami dipandu dan diarahkan oleh Bp. Jamal, salah seorang staf PT. Arutmin. Beliau juga yang mengkoordinir acara ini.
Dalam kesempatan itu beliau menyampaikan, tentang:
- Safety first
- Situsi ruangan
- Penyelamatan diri jika terjadi kebakaran
- Standar operasi masuk dan keluar lokasi, seperti kecepatan tidak boleh diatas 30 km/j, dan harus memakai helm
- Kepala Dinas Pendidikan Kotabaru
- Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kotabaru (Diwakili)
- Kepala Kemeneg Kotabaru
- Stuff Managering beserta beberapa Staf Arutmin
- Kepala SDN Sarang Tiung
Acara Pembukaan
Setelah undangan semua sudah berhadir, acara pertama dimulai dengan sambutan:1. Bp. A. Nurkholis, Stuff Managering NPLCT Arutmin.
Dalam kesempatan itu beliau menyampaikan latar belakang Pelatihan tersebut. Poinnya, kegiatan ini adalah program tahunan untuk pengembangan keprofesian pendidikan. Yang mana sebelumnya didiskusikan sesuai kebutuhan sekolah, untuk perihal pelatihan yang dipilih.
2. Sambutan kedua oleh Bp. Selamat Riyadi, S.Pd.,M.M., Kepala Dinas Pendidikan Kotabaru.
3. Sambutan Bp. Umar Dhani, mewakili Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kotabaru.
4. Pembacaan doa oleh Bp. Suciyana, Kepala SDN Sarang Tiung.
Ada sesi yang menarik setelah pembacaan doa, yaitu ketika Bp. Nurcholis maju lagi kedepan dan bertanya siapa saja yang memiliki Kartu Perpustakaan Daerah Kotabaru.
Tanpa diduga, beliau mengasih uang Rp.50.000 bagi siapa saja membawa kartu tersebut. Namun sayangnya hanya 2 orang yang membawa saat itu.
Tidak sampai di situ, beliau masih memberi kesempatan bagi siapa yang memiliki kartunya namun tertinggal di rumah, untuk membawanya nanti. Wah situasinya jadi pada semangat.
5. Menutup acara pembukaan, kami berfoto bersama
Kegiatan Pelatihan
Memulai kegiatan perdana ini, kami mendapatkan materi oleh Bp. Umar, dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kotabaru.Beliau juga salah satu orang pendidikan, yang sebelumnya dari guru, kemudian di Dinas Pendidikan, BKD dan sekarang menjabat di salah satu jabatan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan. Sehingga kami tidak asing lagi dengan beliau.
Selanjutnya, disambung penyampaian materi oleh Ibu Yudia Maskarlina, S.AP., yang juga salah satu staf di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kotabaru.
Materi kali ini lebih kepada tentang teori-teori pengarsipan buku perpustakaan. Dari situ, kami baru tau, ternyata kunci pertama dalam penataan buku perpustakaan adalah mengklasifikasinya.
Tehnik klasifikasinya pun tidak sembarang, ada ilmunya dan banyak jenisnya. Namun, dari 6 jenis sistem klasifikasi yang terkenal di dunia, dipilihkan yang paling mudah yaitu Dewey Decimal Classification (DDC).
Alasan memilih DDC karena:
- Sistematis
- Universal
- Fleksible
- Lengkap
- Siap pakai
Materi ini pun lumayan panjang lebar dibahas, sehingga terpaksa dibatasi dengan ishoma.
Selesai ishoma, Selanjutnya kami dibuka dengan ice breaking. Joget bersama dengan lagu kewer-kewer.
Ide joget kali ini lumayan berat, karena gerakannya lumayan menantang, haha. Meski begitu, akhir joget ini membawa efek fresh, ceria dan damai (alias tanpa bentrok) 😊.
Selanjutnya kami diajak untuk praktek pengklasifikasian buku. Kami disuguhi masing-masing sebuah buku untuk diklasifikasi.
Pelatihan ini sangat work, karena sudah diberi teori, visual yang baik, ditambah masing-masing diberi lembar 10 klasifikasi, sehingga semakin memudahkan untuk mengklasifkasi sendiri.
Tidak hanya itu, kami dibolehkan membawa pulang buku yang kami klasifikasi tadi untuk dipelajari lagi.
Day #2: Rabu, 24 Juli 2019
Ada yang baru dihari kedua ini. Pemateri sebelumnya hari pertama, yaitu Ibu Yudia, diganti oleh Ibu Tiaman Gusti Erfina, S.Sos.Pergantian ini dikarenakan anak Ibu Yudia Masuk rumah sakit. Sehingga beliau terpaksa tidak bisa melanjutkan materi.
Namun, kegiatan tetap berjalan lancar. Ilmu yang diberikan sama-sama banyak dan bermanfaat.
Diawal day#2 ini kami diajarkan dan diajak praktek langsung:
- Cara membuat data inventaris
- Penomoran buku
- Cara menstempel yang benar
- Praktek pembuatan kentong buku
- Membuat label
Siangnya setelah ishoma, kami kembali diajak untuk praktek memperbaiki buku rusak.
Jadi, masing-masing dari kami disuguhi buku bacaan yang rusak. Tugas kami adalah melepas semua lembaran buku tersebut.
Selanjutnya kami lem pada bagian tepinya sebelum ditempel kertas doorslage. Hasilnya seperti gambar di atas.
Selanjutnya, kami menaruh bata yang dilapisi koran (seperti gambar di atas) di atas buku tersebut agar lembar kertas menjasi padat. Dan didiamkan satu malam, agar lemnya benar-benar merekat.
Sampai disitu kami lanjutkan praktek kedua, yaitu menjahit koran.
Koran-koran disusun dan diurutkan dari paling atas yaitu tanggal tua, dan korang paling bawah tanggal paling muda, untuk satu bulan.
Setelah itu barulah dijahit dengan teknik penjahitan yang tidak sembarang. Bagi kami pemula, lumayan banyak menyita waktu. Maklum, pertama kali belajar seperti ini.
Setelah selesai, tepi koran yang dijahit tadi diberi lem Fox. Teknisnya sama seperti saat me-lem buku sebelumnya, menggunakan kuas ukuran sedang dalam memoleskan lem Fox-nya.
Setelah dilem, diberi penjepit dan didiamkan selama satu malam, agar lemnya benar-benar keras dan merekat.
Wah bayak sekali ilmu yang kami dapat hari itu.
Day #3: Kamis, 25 Juli 2019
Dihari terakhir ini kami kembali mendapat tambahan praktek, yaitu menjahit buku majalah. Jadi majalah yang steplesnya terlepas, tidak perlu disteples ulang, namun dengan cara dijahit. Karena dengan cara ini, buku akan lebih kuat dibandingkan dibanding disteples.Tehnik menjahitnya tidak begitu sulit, hanya perlu sedikit tenaga untuk menembuskan jarum melewati kertas majalahnya. Oleh karena itu gunakan jarum yang lumayan besar (jarum untuk benang godam).
Adapun praktek kedua dilanjutkan memasang cover buku yang kemarin sudah dilem. Ini lebih mudah dilakukan, hanya tinggal lem bagian tengah cover, dan ditempel ke cover buku tersebut.
Berbeda dengan koran yang kita kerjakan kemarin. Untuk covernya, harus kita buat terlebih dahulu.
Lumayan banyak teknik dan bahan yang diperlukan agar menghasilkan buku koran yang bagus.
Nah finishingnya hari ini, dengan tehnik yang lumayan banyak. Hasilnya, koran yang awalnya biasa menjadi terlihat menarik.
3 buah praktek di atas, lumayan banyak memakan waktu hingga setengah hari. Kegiatan kami jeda dan dilanjutkan ishoma.
Setelah ishoma, kegiatan dilanjutlan sosialisasi sepuatar NLCT oleh Bp. A. Nurcholis.
Ada yang menarik lagi di sesi ini, Bp. Nurcholis lagi-lagi bagi-bagi hadiah. 5 peserta yang sebelumnya pada hari Selasa mengangkat tangan dan mengaku memiliki kartu Perpustakaan Umum Daerah Kotabaru, kembali diminta maju kedepan. Salah satunya saya, hehe....
Alhamdulillah kami dapat hadiah uang juga Rp.50.000 per orang, moga berkah ya Pak 😊.
Selesai penyampaian oleh Bp. Nurcholis, kegiatan selanjutnya refreshing. Kami diajak Bp. Jamal, keliling seputaran NPLCT.
Meski lumayan jauh mengitari area NPLCT, ini pengalaman yang bagus sekali. Kami akhirnya berada langsung di pelabuhan yang bercahaya terang terlihat dari kejauhan saat malam hari. Sekarang kami sudah berada di atasnya. Amazing.
Sekembalinya, kami menutup kegiatan selama 3 hari ini dengan berfoto bersama
Evaluasi
Sebelum menutup tulisan ini, kurang lengkap rasanya tanpa evaluasi. Adapun evaluasi yang bisa saya sampaikan adalah:- Kegiatan ini sangat bagus. Teorinya hanya sedikit, namun lebih banyak praktek, sehingga daya serap juga lebih tinggi.
- Pelatihan ini juga sangat tepat, karena 90% petugas perpustakaan setiap sekolah sangat minim sekali ilmu memanage buku-buku bacaan. Dengan begini, buku perpustakaan akan lebih terorganisir.
- Seandainya bisa, waktu pelatihan lebih lama, dan pelatihan tidak hanya sebatas pengklasifikasian dan perawatan buku saja. Namun juga sampai hal teknis lain seperti menggunakan software barcode, dan juga cara pengarsipan berkas.
- Ada pasokan buku-buku bacaan untuk sekolah-sekolah, sehingga bacaan anak lebih kaya.
- Kedepan kami berharap kegiatan seperti ini lebih diperbanyak.
- Kegiatan akan datang kami berharap diadakan keluar daerah (study tour) misalkan ke Bajarmasin atau Jakarta. Kegiatan seperti ini, selain meningkatkan kebersamaan juga menambah wawasan.